13 Oktober 2024
sinopsisfilm.org

Sinopsisfilm – The Greatest Showman adalah sebuah film musikal yang dirilis pada tahun 2017, disutradarai oleh Michael Gracey dan dibintangi oleh Hugh Jackman sebagai P.T. Barnum. Film ini bercerita tentang kisah inspiratif perjalanan hidup P.T. Barnum, seorang visioner yang menciptakan dunia sirkus modern. The Greatest Showman menampilkan tema ambisi, cinta, dan penerimaan, diiringi dengan lagu-lagu yang penuh semangat dan koreografi yang memukau. Berikut adalah sinopsis lengkap film ini yang menggambarkan perjalanan Barnum dari seorang pria sederhana hingga menjadi salah satu tokoh hiburan paling ikonik di dunia.

Awal Mula Kehidupan

Di awal abad ke-19, Phineas Taylor Barnum, seorang anak muda yang hidup dalam kemiskinan, bermimpi besar. Barnum adalah putra seorang penjahit bernama Philo Barnum, yang bekerja untuk keluarga Hallett. Di sinilah Barnum bertemu dengan Charity Hallett, putri dari majikan ayahnya. Meskipun mereka berasal dari kelas sosial yang berbeda, Barnum jatuh cinta pada Charity. Ketika Charity dikirim ke sekolah asrama, mereka tetap berhubungan dengan menulis surat satu sama lain.

Setelah bertahun-tahun, Barnum dan Charity akhirnya bersatu kembali sebagai orang dewasa, menikah, dan membangun keluarga kecil bersama dua putri mereka, Caroline dan Helen, di New York City. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, Barnum masih memiliki ambisi besar yang melebihi kehidupannya saat ini.

Kehilangan Pekerjaan dan Awal Museum Barnum

Ketika Barnum kehilangan pekerjaannya sebagai pegawai pengiriman karena perusahaan tempat dia bekerja bangkrut, Barnum memutuskan untuk mengikuti mimpinya sendiri. Dia mendapatkan pinjaman bank dengan memanipulasi informasi mengenai kapal-kapal yang hilang milik perusahaan lamanya dan membuka Barnum’s American Museum, sebuah museum yang berisi patung lilin dan berbagai pameran unik di pusat kota Manhattan.

Namun, penjualan tiket lambat, dan museum Barnum tidak menarik banyak perhatian. Dalam sebuah percakapan dengan putri-putrinya, mereka menyarankan Barnum untuk menampilkan sesuatu yang “hidup”, bukan hanya benda-benda mati. Ide ini membawa Barnum ke langkah berikutnya dalam kariernya—menyusun pertunjukan yang menampilkan individu-individu yang disebut sebagai “aneh” atau “freak,” seperti Lettie Lutz, seorang wanita berjanggut, dan Charles Stratton, seorang pria cebol yang dikenal dengan nama panggung General Tom Thumb. Pertunjukan ini mulai menarik perhatian besar, meskipun juga menimbulkan kontroversi dan kritik tajam dari jurnalis seperti James Gordon Bennett.

Barnum’s Circus: Kebangkitan dan Kesuksesan

Seiring meningkatnya popularitas pertunjukan Barnum, ia mengubah nama usahanya menjadi Barnum’s Circus. Ia juga merekrut Phillip Carlyle (di perankan oleh Zac Efron), seorang penulis drama dari kalangan elit untuk membantu mempromosikan sirkusnya. Carlyle, meskipun awalnya ragu, akhirnya tertarik dengan dunia sirkus dan juga terpikat oleh Anne Wheeler (diperankan oleh Zendaya), seorang pemain trapeze keturunan Afrika-Amerika.

Carlyle dan Anne memulai hubungan asmara yang rumit karena perbedaan ras dan status sosial mereka. Orang tua Carlyle tidak menyetujui hubungan tersebut, dan Anne merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa diterima di masyarakat.

Jenny Lind: Godaan dan Jatuhnya Barnum

Keberhasilan Barnum terus meningkat ketika ia berhasil membawa penyanyi terkenal asal Swedia, Jenny Lind, untuk tur konser di Amerika dengan dirinya sebagai manajer. Lind (di perankan oleh Rebecca Ferguson) segera menjadi sensasi, dan konsernya menarik perhatian kalangan aristokrat. Sayangnya, di tengah kesuksesan ini, Barnum mulai menjauhkan diri dari para anggota sirkusnya, lebih tertarik pada pengakuan sosial daripada komunitas yang ia bangun.

Lind yang kemudian mengembangkan perasaan romantis terhadap Barnum menjadi konflik besar dalam film ini. Ketika Barnum menolak perasaannya, Lind memutuskan untuk mengakhiri tur secara mendadak dan menciptakan skandal dengan mencium Barnum di depan umum, yang kemudian di abadikan oleh pers.

sinopsisfilm.org

Baca Juga:

Kehancuran dan Kebangkitan Kembali

Ketika Barnum kembali ke New York setelah tur Jenny Lind, ia menemukan bahwa sirkusnya telah terbakar akibat konflik antara para demonstran dan anggota sirkus. Dalam kebakaran tersebut, Phillip Carlyle terluka parah saat mencoba menyelamatkan Anne, meskipun sebenarnya dia telah keluar dari gedung sebelum kebakaran meluas. Di sisi lain, kehidupan pribadi Barnum juga terancam runtuh ketika istrinya, Charity, mengetahui tentang skandal ciuman tersebut dan memutuskan untuk meninggalkannya bersama anak-anak mereka.

Dalam keputusasaan, Barnum menemukan kembali semangatnya melalui dukungan dari para pemain sirkusnya, yang mengingatkannya bahwa mereka adalah keluarga dan bagian dari visinya. Barnum akhirnya menyadari bahwa ambisi dan pencariannya akan pengakuan sosial telah membuatnya mengabaikan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidupnya.

Membangun Kembali Impian

Dengan bantuan Phillip, yang menawarkan setengah dari keuntungannya untuk membangun kembali sirkus, Barnum memutuskan untuk kembali ke akarnya. Daripada membangun gedung baru, mereka menciptakan konsep baru—sirkus di bawah tenda besar. Dengan inovasi ini, sirkus Barnum kembali bangkit dan menjadi lebih sukses dari sebelumnya.

Pada akhirnya, Barnum menyerahkan peran ringmaster kepada Phillip Carlyle sehingga ia bisa lebih fokus pada keluarganya. Dalam adegan akhir yang penuh haru, Barnum meninggalkan sirkus lebih awal untuk menghadiri pertunjukan balet putrinya, menandakan bahwa ia telah menemukan keseimbangan antara ambisi dan cinta keluarganya.

Pesan dan Tema

The Greatest Showman menekankan tema-tema penting seperti:

  • Ambisi dan Kesuksesan: Perjalanan Barnum mengajarkan bahwa ambisi harus seimbang dengan nilai-nilai keluarga dan kebahagiaan pribadi.
  • Penerimaan dan Keberagaman: Pertunjukan sirkus Barnum memperlihatkan bagaimana individu yang di anggap berbeda oleh masyarakat bisa bersatu dan menemukan tempat mereka.
  • Cinta dan Pengorbanan: Kisah asmara Phillip dan Anne menunjukkan bahwa cinta dapat menembus batas-batas sosial, meskipun dengan banyak rintangan.

Dengan visual yang menawan dan musik yang menggugah, The Greatest Showman menjadi film yang menginspirasi tentang mengejar mimpi, merayakan perbedaan, dan menemukan nilai sebenarnya dalam kehidupan.