sinopsisfilmFilm Sorop merupakan karya horor terbaru dari Upi Avianto yang menghadirkan suasana mencekam dengan penyutradaraan yang tajam. Ceritanya diadaptasi dari thread viral buatan SimpleMan, penulis yang sebelumnya menghebohkan jagat maya lewat KKN di Desa Penari. Mengangkat teror yang berkaitan dengan waktu Magrib, film ini dirilis pada Desember 2024 oleh MD Pictures dan dengan cepat menjadi sorotan, bahkan menduduki posisi teratas dalam daftar streaming Netflix tak lama setelah rilis digitalnya.

Sinopsis Film 'Sorop' Tentang Rumah Angker, Sedang Trending di Netflix -  Sonora.id

Berbeda dari film horor mainstream yang mengandalkan jumpscare murahan, Sorop mengangkat akar budaya lokal dan kepercayaan mistis Jawa, menciptakan horor yang lebih dalam, menyentuh sisi psikologis, serta menantang logika.


Kisah Dua Saudara dan Teror dari Masa Lalu

Cerita Sorop berpusat pada Hanif dan Isti, dua saudara kandung yang telah lama meninggalkan kampung halaman mereka. Mereka dipanggil pulang ke desa terpencil setelah menerima kabar bahwa Pakde Khair — sosok tua yang pernah menjadi figur penting dalam hidup mereka — sedang sekarat. Tanpa berpikir panjang, mereka kembali dengan harapan memberi penghormatan terakhir.

Namun alih-alih reuni keluarga yang hangat, mereka malah disambut dengan kejadian ganjil. Pakde Khair meninggal secara misterius, tepat di hadapan mereka. Kematiannya menjadi awal dari rentetan peristiwa supranatural yang perlahan membongkar rahasia kelam yang telah lama tersembunyi.


Makna Di Balik “Sorop”

Dalam budaya Jawa, “sorop” merujuk pada waktu menjelang magrib, saat batas dunia manusia dan alam gaib diyakini menjadi kabur. Di waktu ini, banyak orang tua melarang anak-anak bermain di luar rumah karena dipercaya menjadi waktu ‘turunnya’ makhluk tak kasatmata. Film ini mengeksplorasi mitos tersebut dengan cara yang sangat menegangkan, menampilkan sosok makhluk halus yang muncul saat sorop, menghadirkan nuansa spiritual sekaligus mengerikan.


Ritual Tanah Kuburan: Obsesi yang Membawa Petaka

Pakde Khair, ternyata bukan orang biasa. Ia menjalani ritual Puasa Sorop, praktik supranatural di mana seseorang hanya berbuka dengan tanah kuburan. Dalam kepercayaan tertentu, ritual ini diyakini bisa membuka gerbang komunikasi dengan dunia roh dan bahkan memperpanjang usia.

Namun, ritual yang dilakukannya tidak berhenti sampai di situ. Terungkap bahwa Pakde Khair telah melakukan perjanjian gaib, semacam “kontrak jiwa” dengan entitas tak dikenal. Hanif dan Isti secara perlahan menemukan petunjuk yang mengarah pada praktik ilmu hitam yang telah mengakar dalam kehidupan sang Pakde selama puluhan tahun.


Atmosfer Desa yang Mistis dan Mencekam

Salah satu kekuatan utama Sorop terletak pada latar tempatnya. Desa terpencil tempat cerita berlangsung terasa hidup, namun sekaligus mati. Suasana sepi, jalan berbatu yang diselimuti kabut tipis, rumah-rumah kayu tua, dan suara azan magrib yang menggema perlahan menciptakan latar yang immersive. Penonton seperti diajak masuk ke dunia yang terasa akrab namun asing — seperti mimpi buruk yang nyata.

Setiap detik film ini menghadirkan rasa tidak nyaman. Kamera bergerak perlahan, sinematografi gelap tapi tidak kabur, dan musik latar yang membungkus ketegangan menjadi satu kombinasi yang membuat bulu kuduk merinding.


Karakter yang Dalam dan Penuh Trauma

Hanif dan Isti bukan hanya tokoh pasif dalam cerita. Mereka membawa luka masa lalu yang mempengaruhi cara mereka menyikapi kejadian aneh yang muncul. Trauma keluarga, rasa bersalah, dan keinginan untuk lari dari kenyataan menjadi benang merah yang memperkuat karakterisasi mereka.

Sementara itu, Pakde Khair, meskipun sudah wafat sejak awal cerita, justru menjadi pusat gravitasi dari semua konflik. Ia adalah simbol dari orang tua yang terlalu jauh melibatkan diri dalam dunia tak terlihat, hingga akhirnya mengorbankan generasi setelahnya.


Sinematografi dan Penyutradaraan Berkualitas Tinggi

Upi Avianto menunjukkan keahlian kelas atas dalam menyutradarai Sorop. Tak ada adegan yang terasa sia-sia. Setiap scene dibuat dengan presisi tinggi untuk menimbulkan rasa tegang dan takut. Kamera statis yang lama, framing sempit di lorong, dan pengambilan sudut rendah memberi tekanan visual yang konstan kepada penonton.

Musik pengiring karya Andi Rianto juga tidak kalah luar biasa. Komposisinya halus tapi mengintimidasi, memberi ruang bagi penonton untuk mencerna ketegangan tanpa dipaksa dengan suara keras mendadak.


Pesan Moral di Balik Horor

Meski dibungkus dengan kisah menakutkan, Sorop menyampaikan pesan penting tentang bagaimana masa lalu, jika tidak diselesaikan, bisa menghantui masa kini. Film ini juga menggambarkan bahwa rasa bersalah dan dendam, jika dipelihara, bisa menjadi “makhluk” sendiri yang menghancurkan kehidupan.

Kritik sosial terselubung juga terlihat dalam bagaimana masyarakat desa begitu mempercayai hal mistis namun menolak untuk terbuka membicarakannya. Mereka memilih diam, meski tahu sesuatu yang janggal sedang terjadi.


Akhir yang Mengejutkan dan Sarat Makna

Tanpa memberikan spoiler berlebihan, ending Sorop sangat kuat dan tak mudah ditebak. Penonton dibuat merenung dan mempertanyakan batas antara akal sehat dan kepercayaan spiritual. Apakah semua ini benar-benar mistis, atau hanya efek trauma kolektif yang diwariskan turun-temurun?

Film ini tidak memberi semua jawaban secara eksplisit — dan di situlah kekuatannya. Sorop bukan hanya horor untuk ditonton, tapi untuk direnungkan.


Sorop, Horor Lokal dengan Jiwa Global

Sorop: Teror Gaib Menjelang Magrib bukan sekadar film horor biasa. Ia adalah karya yang menyatukan budaya, spiritualitas, trauma keluarga, dan kualitas sinema yang patut dibanggakan. Dengan mengangkat elemen kepercayaan lokal seperti ritual puasa sorop dan makhluk gaib saat waktu magrib, film ini berhasil mengukuhkan posisinya sebagai salah satu film horor Indonesia terbaik.

Bagi para penikmat film bergenre supranatural, Sorop adalah sebuah tontonan wajib. Tapi bagi siapa pun yang ingin menyelami sisi gelap budaya dan jiwa manusia, film ini akan memberikan pengalaman yang jauh lebih dari sekadar rasa takut.


Apakah kamu siap menghadapi waktu sorop di dunia nyata setelah menonton film ini? Jangan biarkan kegelapan hanya menjadi tontonan — biarkan ia jadi pengingat bahwa beberapa misteri memang lebih baik tetap terkubur.