13 November 2025
The Devil Wears Prada 2

The Devil Wears Prada 2

sinopsisfilm.org – Ketika The Devil Wears Prada dirilis pada tahun 2006, film ini tidak hanya menyuguhkan sebuah cerita tentang dunia mode yang glamour, tetapi juga menjadi simbol kekuatan perempuan, ambisi, dan realitas keras industri fashion.
Berbasis pada novel Lauren Weisberger dengan judul yang sama, film pertama menggambarkan kehidupan Andrea Sachs (diperankan oleh Anne Hathaway) yang bekerja sebagai asisten untuk Miranda Priestly (Meryl Streep), editor-in-chief dari majalah mode paling berpengaruh di dunia, Runway.

Sekarang, lebih dari dua dekade setelah film pertama, dunia mode telah berubah, begitu juga para karakternya. The Devil Wears Prada 2 (2026) menjanjikan kelanjutan kisah penuh intrik dan ambisi, dengan Andrea dan Miranda kembali ke layar lebar, tetapi dengan banyak perubahan dalam hidup mereka.

Film kedua ini diharapkan bukan hanya melanjutkan cerita, tetapi juga memperkenalkan lapisan baru dalam dunia mode, sekaligus mengangkat tema-tema yang lebih relevan dengan kondisi saat ini, seperti pergeseran dalam industri digital, kecerdasan buatan, dan kesetaraan gender.


Sinopsis: Apa yang Terjadi Setelah 20 Tahun?

Andrea Sachs – Perjalanan Menuju Pembebasan

Setelah berjuang keras untuk keluar dari bayang-bayang Miranda Priestly, Andrea Sachs (Anne Hathaway) kini menjadi pemimpin editorial di The Daily Vogue, sebuah platform mode yang baru, lebih digital, dan berbasis di New York.
Andrea akhirnya menyadari bahwa meskipun dia sempat mengorbankan banyak hal untuk mengejar karier yang glamor, hidupnya lebih berarti ketika dia menyeimbangkan ambisi dengan integritas. Namun, walaupun Andrea kini sudah mencapai posisi puncak dalam kariernya, dunia mode tetap mengujinya dengan standar-standar tinggi dan hubungan yang rumit.

Andrea berjuang untuk menghadapi kenyataan bahwa dunia mode yang pernah menghisapnya begitu dalam, kini membutuhkan sikap lebih kritis dan kesadaran diri. Kehidupan pribadinya juga semakin kompleks, dengan hubungan dengan Alex (diperankan oleh seorang aktor baru), yang juga memiliki ambisi besar dalam dunia bisnis kreatif.

Namun, Miranda Priestly masih menjadi bayang-bayang besar dalam hidup Andrea. Meski telah lama keluar dari kantor Runway, Andrea harus berhadapan dengan kenyataan bahwa Miranda tetap menguasai industri fashion dan sering kali muncul kembali dalam perjalanan karier Andrea.


Miranda Priestly – Kekuatan Tanpa Batas

Miranda Priestly (Meryl Streep), wanita yang menjadi simbol kekuatan tak tergoyahkan dalam dunia mode, kini telah berada di posisi yang berbeda.
Setelah diturunkan dari posisinya sebagai editor-in-chief di Runway, Miranda mengalihkan perhatiannya ke komunitas fashion digital, membangun Runway+, sebuah platform mode berbasis AI yang memungkinkan para pengikutnya untuk berinteraksi langsung dengan brand-brand ternama.

Miranda kini lebih tua, lebih bijaksana, dan lebih dalam dalam memandang dunia yang telah dia kuasai. Meski begitu, ambisi yang tidak pernah padam tetap membuatnya menjadi tokoh yang tak bisa diabaikan.
Namun, di balik wajah dinginnya, Miranda masih merasakan kesepian. Semua yang dia capai dalam kariernya datang dengan harga yang mahal, termasuk hubungan dengan mantan suaminya dan anak-anaknya.
Miranda menghadapi dilema moral — apakah dia akan mempertahankan dominasi dunia mode meski dengan cara yang lebih konvensional, ataukah dia harus bertransformasi mengikuti tuntutan zaman?


Tema dan Pesan Baru

Transformasi Digital Dunia Mode

Salah satu tema utama dalam The Devil Wears Prada 2 adalah transformasi industri mode dalam era digital.
Film ini menggali bagaimana AI, media sosial, dan influencer mengubah cara orang melihat dan mengkonsumsi fashion. Di dunia yang lebih digital ini, Andrea dan Miranda berusaha beradaptasi dengan cepat, tetapi mereka tidak dapat melupakan cara tradisional untuk mencapai kesuksesan.

Miranda Priestly, yang selalu diidentikkan dengan keangkuhan tradisional, kini berhadapan dengan dunia yang lebih cepat dan kurang memperhatikan etika kerja yang dia hargai. Untuk tetap relevan, dia harus menerima kolaborasi dengan influencer Instagram dan AI fashion designers yang tidak lagi menghormati cara kerja manual yang dulu sangat dia banggakan.

Sementara itu, Andrea yang berada di jalur yang lebih progresif, melihat potensi untuk membawa nilai-nilai baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam dunia fashion. Ia mendirikan Vogue Digital, sebuah platform yang menyoroti keberagaman, keberlanjutan, dan teknologi dalam dunia fashion, sambil tetap mempertahankan integritas dan profesionalisme.


Ambisi, Kesuksesan, dan Pengorbanan

Kedua karakter utama, Andrea dan Miranda, masih diperjuangkan oleh ambisi, tetapi kini mereka menyadari harga yang harus dibayar.
Andrea yang dulu penuh ambisi dan ingin menjadi “Miranda” sekarang harus mempertimbangkan kembali apa yang benar-benar penting. Apakah gelar editor-in-chief dan segala fasilitas glamour sebanding dengan kehilangan kehidupan pribadi dan nilai-nilai moral?

Sementara itu, Miranda, yang telah menghabiskan begitu banyak waktu dan usaha untuk meraih posisinya di dunia mode, merasa bahwa kesepian datang bersamaan dengan statusnya yang tak tergoyahkan. Apakah kebahagiaan bisa dibeli dengan popularitas dan kekuasaan, ataukah kebahagiaan datang dari hubungan yang lebih bermakna?

Film ini menggambarkan dualitas antara ambisi dan pencapaian pribadi, dan bagaimana keduanya bisa saling berkonflik dalam mencari kebahagiaan sejati.


Gaya Visual dan Sinematografi

Sebagai kelanjutan dari film pertama yang sudah ikonik dengan set yang megah dan kostum yang elegan, The Devil Wears Prada 2 tetap mempertahankan estetika visual yang memukau.
Dengan bekerja sama dengan sutradara sinematik berkelas dan desainer kostum yang berpengalaman, film ini menampilkan mode yang tidak hanya stylish, tetapi juga mengandung makna yang lebih dalam. Setiap detail di set dan kostum menggambarkan perubahan dunia mode yang lebih cepat dan lebih beragam.

Kamera dalam film ini seringkali berfokus pada close-up karakter utama, menyoroti ekspresi wajah yang penuh makna, dan memainkan kontras antara dunia mode yang mewah dengan konflik batin yang terjadi di dalam diri mereka.


Pemeran dan Performa

Meryl Streep sebagai Miranda Priestly

Sebagai pemeran utama, Meryl Streep kembali memainkan peran Miranda Priestly dengan keanggunan dan ketegasan yang tak tertandingi.
Namun, kali ini dia membawa dimensi baru ke dalam karakter ini: lebih rentan, lebih reflektif, dan lebih terbuka terhadap perubahan yang terjadi di dunia sekitarnya. Streep berhasil menunjukkan bagaimana seorang wanita yang kuat dan berpengaruh bisa merasa kehilangan arah ketika dunia yang dia kenal mulai berubah.

Anne Hathaway sebagai Andrea Sachs

Anne Hathaway kembali dengan penampilan yang lebih matang sebagai Andrea Sachs.
Karakter Andrea yang dulu hanya seorang wanita muda yang terpesona dengan dunia mode kini telah berkembang menjadi sosok yang penuh dengan kebijaksanaan, ambisi, dan keraguan. Andrea mencari keseimbangan antara profesionalisme dan keinginan untuk tetap setia pada dirinya sendiri, menciptakan karakter yang lebih dalam dan lebih menginspirasi.

Pemeran Pendukung

Kembali hadirnya Stanley Tucci sebagai Nigel membawa kesegaran dalam dinamika film ini. Nigel, yang menjadi mentor bagi Andrea, kali ini menghadapi dilema dalam karier dan kehidupan pribadi, memberi lapisan emosional tambahan dalam film.


Reaksi dan Penerimaan

The Devil Wears Prada 2 dirilis dengan sambutan yang positif dari para penggemar film pertama, meskipun ada yang merasa film ini agak lebih berat dibandingkan dengan suasana ringan di film pertama. Banyak yang menghargai bagaimana film ini membawa karakter-karakter legendaris mereka ke dalam konteks modern dan menampilkan tantangan baru dalam dunia mode yang kini lebih inklusif dan terhubung dengan teknologi.

Meskipun kritikus mengakui bahwa film ini memiliki banyak momen berharga dan menambah kedalaman pada cerita, beberapa merasa bahwa film ini masih kurang menggali lebih dalam tentang konflik internal yang dihadapi oleh karakter-karakter utamanya. Namun, secara keseluruhan, The Devil Wears Prada 2 berhasil mengembangkan warisan film pertama dan memberikan pesan yang lebih relevan dengan zaman sekarang.

The Devil Wears Prada 2 (2026) bukan sekadar sekuel, tetapi lanjutan yang menggugah tentang dunia mode, ambisi, dan kesetiaan pada diri sendiri.
Dari visual yang elegan hingga tema yang lebih dalam tentang kehidupan pribadi dan profesional, film ini mengundang penonton untuk merenung lebih dalam tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup. Dengan dua karakter utama yang lebih matang dan penuh dengan konflik batin, The Devil Wears Prada 2 menghadirkan babak baru yang lebih serius, namun tetap dengan sentuhan humor dan keanggunan yang ikonik.

Jika film pertama adalah kisah tentang mengejar impian, film kedua ini lebih kepada pencarian kebahagiaan sejati dan berdiri dengan pilihan yang dibuat — sebuah narasi yang lebih reflektif dan relevan dengan tantangan yang kita hadapi saat ini.

onebetasia