
sinopsisfilm – Dalam film Thaghut, kita dibawa menyelami kegelapan ajaran sesat, pergulatan iman, dan rahasia masa lalu yang menyeret jiwa-jiwa muda ke dalam lorong mengerikan nan penuh misteri. Dirilis pada 29 Agustus 2024, film ini bukan hanya memancing adrenalin penonton, tapi juga mengundang perenungan akan bahaya penyimpangan ajaran agama yang dibungkus dalam kemasan spiritualisme palsu.
Penuh Kontroversi Sejak Awal
Sebelum resmi tayang, film ini sempat menimbulkan kehebohan. Awalnya berjudul Kiblat, namun judul tersebut menuai protes dari berbagai pihak, terutama dari kalangan pemuka agama. Judul yang dianggap sensitif dan berpotensi menyinggung simbol-simbol agama Islam itu akhirnya diganti menjadi Thaghut—sebuah istilah dalam Islam yang merujuk pada bentuk penyesatan, setan, atau penguasa batil yang menjauhkan manusia dari cahaya kebenaran.
Cerita Bermula: Kehilangan Sosok Panutan
Kisah Thaghut berpusat pada Ainun, seorang santriwati cerdas dan taat yang sangat mengagumi sosok Abah Mulya, seorang tokoh spiritual karismatik yang dikenal luas karena kesaktiannya. Kehidupan Ainun berubah drastis ketika Abah Mulya ditemukan meninggal secara misterius. Dalam pencarian jati diri dan jawaban atas kematiannya, Ainun justru menemukan kenyataan mengejutkan: Abah Mulya adalah ayah kandungnya sendiri.
Tak lama kemudian, rasa kehilangan dan penasaran itu menuntunnya untuk mengunjungi padepokan tempat Abah Mulya biasa mengajar dan memimpin ajaran spiritual. Bersama dua sahabatnya—Bagas (di perankan oleh Arbani Yasiz) dan Rini (diperankan oleh Ria Ricis)—Ainun datang dengan harapan mendapatkan pencerahan. Namun, justru dari sinilah teror sesungguhnya di mulai.
Padepokan yang Mengerikan
Padepokan itu kini di pimpin oleh Lingga (di perankan sangat meyakinkan oleh Dennis Adhiswara), mantan murid Abah Mulya yang kini menjelma menjadi pemimpin sesat. Alih-alih meneruskan ajaran kebaikan dan keimanan, Lingga memelintir ajaran spiritual menjadi bentuk pemujaan kekuasaan gelap. Ia memperalat nama besar Abah Mulya untuk mengukuhkan kekuasaannya atas para pengikutnya.
Ainun yang awalnya datang untuk mencari jawaban, secara perlahan mulai terperangkap dalam pusaran ajaran Lingga. Ia mulai mengalami halusinasi, mimpi-mimpi buruk, hingga mengalami kejadian-kejadian aneh yang membuat kewarasannya terancam.
Drama, Ketegangan, dan Pertarungan Batin
Film ini tidak sekadar menampilkan horor secara fisik, tapi juga horor psikologis dan spiritual. Ketegangan tidak hanya di bangun lewat penampakan atau suara misterius, tetapi melalui dialog-dialog tajam dan atmosfer gelap yang mencekam.
Bagas dan Rini yang menyadari bahaya yang sedang mengintai Ainun pun mencoba menyelamatkannya. Namun usaha mereka tidak mudah, karena keduanya harus berhadapan dengan pengikut-pengikut fanatik yang membela Lingga dengan sepenuh jiwa dan raga.
Simbolisme yang Sarat Makna
Thaghut tampil berani dalam mengeksplorasi simbolisme keagamaan yang di selewengkan. Istilah thaghut sendiri menjadi representasi dari kekuasaan yang menyesatkan dan mengklaim kebenaran absolut demi kepentingan pribadi. Film ini menampilkan bagaimana manipulasi spiritual dapat membawa kehancuran, bahkan terhadap orang-orang yang niatnya tulus seperti Ainun.
Di sisi lain, kita juga melihat bagaimana cinta, persahabatan, dan keberanian untuk mempertanyakan dogma menjadi kunci dalam melawan pengaruh sesat yang menyelimuti tempat itu.
Penampilan Pemeran yang Mengesankan
Performa para aktor dalam Thaghut layak mendapatkan apresiasi tinggi. Yasmin Napper membawakan peran Ainun dengan intensitas emosi yang kuat, menghadirkan konflik batin yang begitu nyata. Arbani Yasiz sebagai Bagas tampil heroik dan rasional, berperan sebagai penyeimbang di tengah kekacauan. Ria Ricis, meskipun di kenal sebagai komedian, memberikan kejutan dengan akting yang cukup solid dalam nuansa horor.
Namun, sorotan utama jelas jatuh pada Dennis Adhiswara, yang sukses menghidupkan karakter Lingga sebagai sosok pemimpin karismatik namun penuh tipu daya. Gestur, intonasi suara, dan ekspresi matanya memberikan aura misterius dan mengancam yang sangat cocok untuk film ini.
Sisi Teknis dan Sinematografi
Dari sisi teknis, Thaghut di sutradarai oleh Bobby Prasetyo dan di produksi oleh Leo Pictures. Sinematografinya di kerjakan dengan baik, menampilkan pencahayaan yang kontras, bayangan-bayangan panjang, dan tata artistik khas film horor lokal yang memikat. Efek suara juga cukup berhasil menciptakan atmosfer menyeramkan tanpa terkesan murahan atau berlebihan.
Soundtrack dan scoring film ini cukup menonjol, dengan perpaduan gamelan dan suara latar etnik yang menambah kesan mencekam dan mistis.
Kritik dan Pujian
Meski menimbulkan kontroversi, film ini mendapat perhatian besar dari publik. Sebagian kritikus memuji keberaniannya mengangkat tema ajaran sesat dalam lingkungan religius. Namun ada juga yang menilai bahwa penggambaran tokoh spiritual dan simbol keagamaan harus lebih hati-hati agar tidak di salahartikan.
Beberapa penonton merasa bagian pertengahan film sedikit melambat, namun semuanya kembali meningkat drastis menjelang klimaks.
Thaghut, Bukan Sekadar Horor
Thaghut bukan film horor biasa. Ia adalah cermin reflektif bagi siapa pun yang terlalu mudah mempercayai tanpa mengkaji, yang rela mengikuti tanpa mempertanyakan. Dalam balutan ketegangan dan simbolisme religius, film ini menyampaikan pesan penting: bahwa keimanan yang buta bisa menjadi jalan menuju kehancuran, jika tidak di imbangi dengan akal dan kesadaran.
Jika kamu pencinta horor lokal dengan cerita yang kuat, penuh nuansa spiritual, dan menyentuh isu keagamaan dalam dimensi yang lebih gelap, maka Thaghut adalah film yang wajib kamu tonton.