
sinopsis film–Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle (Part 1: Akaza Returns) adalah film anime Jepang rilisan 2025 yang diadaptasi dari arc Infinity Castle dalam manga Kimetsu no Yaiba karya Koyoharu Gotouge. Disutradarai oleh Haruo Sotozaki dan diproduksi oleh studio Ufotable, film ini menjadi bagian pertama dari trilogi film yang mengadaptasi arc klimaks manga.
Durasi film sekitar 155 menit dan sudah dirilis di Jepang pada 18 Juli 2025, kemudian menyebar ke negara-negara lain melalui Crunchyroll / Sony Pictures Releasing.
Latar Sebelumnya: dari Musim Anime dan Arc Infinity Castle
Sebelum Infinity Castle, para anggota Demon Slayer Corps, termasuk para Hashira, telah mengikuti pelatihan Hashira dan menghadapi berbagai ancaman dari Upper Rank demons. Musim keempat dari serial anime menyelesaikan beberapa subplot penting, dan arc Infinity Castle dijanjikan sebagai arena pertarungan terakhir antara Corps dan Muzan Kibutsuji.
Pada akhir musim keempat, Muzan muncul di kediaman keluarga Ubuyashiki, menciptakan krisis besar. Cabe Corps pun bergerak untuk menghadapi ancaman langsung.
Plot & Alur Cerita
Baik, berikut kronologi sinopsis Infinity Castle – Part 1: Akaza Returns:
Invitasi ke Castillo Infinito (Infinity Castle)
Lukisan besar pertarungan dimulai ketika Muzan Kibutsuji menarik Demon Slayer Corps dan para Hashira ke dalam ruang dimensi aneh, markasnya yaitu Infinity Castle, sebuah benteng dimensional penuh dengan demon tingkat tinggi. Semua dipaksa masuk oleh kekuatan Muzan. Pertempuran Terpisah
Corps terpisah. Ada beberapa tim kecil yang menghadapi Upper Rank Demons (demon tingkat tinggi). Beberapa Hashira dan Tanjiro & Giyu Terlibat duel melawan Akaza (Upper Rank 3), juga konfrontasi dengan demon lain seperti Doma (Upper Rank 2).Shinobu Kocho vs Doma
Pertemuan Shinobu Kocho dengan Doma menjadi salah satu bagian emosional film. Shinobu mengetahui bahwa Doma adalah sebab kematian adik angkatnya, Kanae. Dia menggunakan racun dan berbagai persiapan, tapi Doma punya kekebalan terhadap beberapa racun. Dalam pertempuran itu, Shinobu ditekan berat, dan akhirnya tewas. Kanao Tsuyuri datang terlambat dan ikut berjuang menggantikan posisi Shinobu.Zenitsu vs Kaigaku
Zenitsu Agatsuma bertarung melawan mantan seniornya, Kaigaku, yang telah menjadi Upper Rank Six. Konflik emosionalnya tinggi, karena masa lalu, rasa bersalah, serta latar belakang Guru mereka (Jigoro). Zenitsu mengembangkan teknik baru Thunder Breathing dan akhirnya mengalahkan Kaigaku. Namun, pertarungan itu menguras tenaga fisiknya.Pertarungan Tanjiro & Giyu vs Akaza
Duel utama dalam film ini adalah antara Tanjiro Kamado & Giyu Tomioka melawan Akaza. Akaza, sebagai demon kuat, kembali dengan kekuatan besar dan agresif. Tanjiro mengaktifkan “Transparent World & Selfless State” — kemampuan yang memungkinkan dia merasakan serangan berdasarkan kekuatan mental dan niat, menahan emosinya agar tidak membuatnya lemah. Akhirnya, Tanjiro berhasil memenggal kepala Akaza, tetapi demon itu tetap bertahan hidup karena regenerasi kuatnya.Kenangan dan Penyesalan Akaza
Dalam momen refleksi setelah duel, Akaza mulai mengingat masa lalunya: dia dulunya bernama Hakuji, seorang pencuri yang ingin membantu keluarganya, kemudian mengalami tragedi, berguru pada dojo, mengalami kehilangan, cinta, kebencian, dan akhirnya menjadi demon karena pertemuannya dengan Muzan. Pada akhirnya, Akaza memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri sebagai demon. Dia meregenerasi tubuhnya sendiri agar pihak Demon Slayer memahami siapa dia dahulu dan menunjukkan penyesalan.Kesimpulan Part 1 & Klimaks
Setelah pertempuran darah dan kehilangan besar, seperti kematian Shinobu, serta kemenangan penting atas Kaigaku dan Akaza (meskipun dengan pengorbanan), Muzan dan para Upper Rank demons merasakan efeknya. Namun, konflik masih jauh dari selesai: Infinity Castle tetap menjadi benteng yang mampu berubah bentuk dan lokasi di dalam dimensi, dikendalikan oleh Nakime. Corps harus siap untuk pertarungan yang lebih sulit di film-selanjutnya. Film ini ditutup dengan suasana tegang, antisipasi terhadap kelanjutan, dan harapan dari Tanjiro, Giyu, Kanao, Nezuko dan semua anggota Corps lainnya untuk kembali kuat.
Karakter Utama & Peran Mereka
Tanjiro Kamado: protagonis utama yang terus berkembang. Film ini menunjukkan sisi kedewasaannya, bagaimana ia mengelola emosinya, dan mengaktifkan mode bertarung yang lebih spiritual dan psikologis.
Giyu Tomioka: Hashira Air, rekan Tanjiro. Dia tampil sangat kuat dalam pertempuran melawan Akaza, dan melihat pertumbuhan mental Tanjiro memicu kerjasama yang lebih dalam.
Nezuko Kamado: adik Tanjiro yang berubah menjadi demon tapi tetap mempertahankan kemanusiaannya. Ada bagian dalam film di mana Nezuko meminum obat racikan Shinobu & Tamayo untuk sementara memulihkan sifat manusianya.
Shinobu Kocho: salah satu tokoh paling emosional dalam film ini. Konflik pribadinya, kesetiaannya pada tugasnya sebagai pemburu demon, dan pengorbanannya menjadi bagian dramatis yang memukul hati penonton.
Akaza: antagonis kuat dari Upper Rank 3. Film Part 1 fokus pada kembalinya Akaza dan pertarungannya melawan Tanjiro & Giyu, sampai titik dia menyadari kesalahan dan memilih jalan penebusan.
Produksi & Fakta Menarik
Film ini bukan adaptasi kompilasi seperti To the Swordsmith Village atau Hashira Training, melainkan adaptasi panjang dari manga Infinity Castle arc, karena skala dan intensitas ceritanya.
Studio Ufotable bekerjasama dengan Aniplex dan Toho sebagai distributor di Jepang, dan Crunchyroll / Sony Pictures Releasing untuk distribusi internasional.
Musik digarap oleh Yuki Kajiura dan Go Shiina, seperti tradisi Demon Slayer. Tema lagu juga melibatkan artis besar.
Film ini memecahkan banyak rekor box office: menjadi salah satu film Jepang dengan pendapatan tertinggi tahun 2025, earning internasional sudah mencapai ratusan juta dolar.
Pujian & Kritik
Pujian:
Animasi dan aksi film ini luar biasa; adegan pertarungan, efek visual, koreografi pertempuran antara Hashira dan Upper Rank demons dianggap sebagai puncak dari apa yang bisa dicapai anime aksi masa kini.
Emosi dan development karakter mendapat perhatian: terutama Shinobu, Tanjiro, Nezuko, Kaigaku, dan Akaza. ‒ adegan emosional seperti kematian, penyesalan, dan perlawanan internal memberikan beban naratif yang terasa nyata.
Visual latar dan desain Infinity Castle, serta layout demon-arena show impresif dan membuat pengalaman menonton makin immersive.
Kritik:
Durasi 155 menit membuat pacing kadang lambat di beberapa bagian, terutama saat adegan reflektif atau dialog panjang. Beberapa penonton merasa bahwa ada pengulangan flashback yang terasa memperlambat laju cerita.
Karena ini Part 1 dari trilogi, cerita belum selesai—beberapa konfliknya menggantung dan banyak setup untuk film berikutnya. Buat sebagian penonton, itu bisa terasa kurang puas.
Kenapa Film Ini Penting dalam Franchise
Infinity Castle adalah arc klimaks dari manga Kimetsu no Yaiba, dan adaptasinya ke layar lebar sebagai trilogi menunjukkan ambisi besar dari kreatornya dan studio.
Film ini menyatukan banyak karakter Hashira dan para Demon Slayer, menjadikan pertempuran antar kelas atas demons sebagai pusat aksi besar. Ini juga momen emosional kuat bagi fans karena nasib Shinobu dan Akaza mendapat spotlight.
Dari sisi industri anime, kesuksesan box office film ini memperkuat posisi Demon Slayer sebagai salah satu franchise anime paling menguntungkan dan berpengaruh dekade ini.