18 Oktober 2025

sinopsisfilm.org – Akhirnya, dunia perfilman horor akan menyambut Primate — sebuah film yang mengusung premis klasik: hewan yang dipelihara sebagai sahabat loyal tiba-tiba menjadi pembunuh dalam keadaan misterius.
Disutradarai oleh Johannes Roberts, Primate menjanjikan pengalaman ketegangan lewat perpaduan antara horor alam liar dan tragedi manusia.

Film ini sudah melakukan pemutaran perdana di Fantastic Fest pada 18 September 2025 dan dijadwalkan tayang secara teatrikal mulai 9 Januari 2026 oleh Paramount Pictures.

Dalam artikel ini kita akan menjelajah:

  • Sinopsis & garis besar cerita

  • Produksi & latar belakang pembuat

  • Karakter & pemeran utama

  • Tema & filosofi horror dalam Primate

  • Sorotan & kontroversi dari trailer & produksi

  • Prediksi reaksi kritikus & publik

  • Implikasi & warisan potensial

  • Kesimpulan redaksi


Sinopsis & Alur Cerita

Primate bercerita tentang sekelompok teman yang melakukan liburan tropis dan membawa chimpanzee peliharaan bernama Ben yang diadopsi seseorang sebagai hewan keluarga.

Dalam trailer, Ben digambarkan sebagai hewan setia dan ramah awalnya. Namun kemudian, perilakunya berubah secara dramatis — ia menjadi agresif, menggunakan kekuatan primitif serta kecerdasan manusia untuk memburu pemiliknya dan teman-teman mereka.

Versi Wikipedia menyebut bahwa penyebab perubahan itu berkaitan dengan gigitan hewan rabies yang dialami oleh Ben — sebagai pemicu transformasi brutalnya.

Dengan durasi sekitar 89 menit, film ini memasukkan elemen horor alam, thriller psikologis, dan unsur kejutan ketika manusia yang percaya bisa dikhianati oleh hewan yang mereka asuh.


Produksi & Proses Pembuatan

Primate merupakan proyek horor yang digarap oleh Johannes Roberts, yang juga terlibat penulisan naskah bersama Ernest Riera
Produksi dimulai pada tahun 2024, dan pada 16 September 2024 Roberts mengumumkan bahwa pengambilan gambar telah mulai, lalu selesai pada 4 November 2024.

Paramount Pictures menjadi distributor utama, sementara produksi berada di bawah rumah produksi 18hz Productions. 
Film ini diproduksi di era di mana horror hewan liar menjadi subgenre yang makin menarik perhatian, terutama dengan penggunaan efek praktis gabungan CGI agar momen menyeramkan lebih nyata.

Premiere film dilakukan di festival Fantastic Fest pada 18 September 2025 sebagai bagian dari jajaran genre horor unggulan. 
Untuk rilis komersial, Paramount menetapkan tanggal 9 Januari 2026 (AS) dan versi Brasil akan tayang sehari sebelumnya, 8 Januari 2026.


Karakter & Pemeran Utama

Beberapa nama pemeran yang muncul dalam cast Primate:

  • Johnny Sequoyah sebagai Lucy — salah satu tokoh utama yang ikut dalam perjalanan liburan.

  • Jessica Alexander sebagai Hannah

  • Troy Kotsur sebagai Adam

  • Pemeran lainnya: Victoria Wyant, Gia Hunter, Benjamin Cheng, Charlie Mann, Tienne Simon, dan Miguel Torres Umba sebagai Ben (chimpanzee)

Peran Ben sangat krusial — bukan hanya sebagai “hewan buas” tetapi juga simbol konflik manusia–alam dalam cerita.


Tema & Filosofi Horror dalam Primate

Beberapa tema utama yang bisa muncul dalam film ini:

1. Kesombongan Manusia & Batas Alam

Manusia sering memandang dirinya lebih tinggi dari hewan. Primate bisa menjadi kritik terselubung bahwa binatang liar bukan sekadar peliharaan — mereka memiliki naluri dan kekuatan yang bisa meledak jika ditekan atau diperlakukan salah.

2. Kepercayaan & Pengkhianatan

Ketika hewan peliharaan — betulan teman — berubah menjadi ancaman, kita dipaksa mempertanyakan seberapa jauh kepercayaan itu pantas diberikan. Tema pengkhianatan ini kerap muncul dalam cerita horor klasik.

3. Kecerdasan Hewan & Alienasi

Ben tidak bertindak hanya lewat insting hewani — ia juga menggunakan kecerdasan manusia. Hubungan ini menciptakan ketakutan bahwa batas antara hewan dan manusia bisa rusak.

4. Ketegangan & Atmosfer Terisolasi

Liburan tropis sebagai setting memberikan kesendirian — ketika terjadi peristiwa horror, karakter tak mudah lari. Isolasi fisik memperkuat ketegangan emosional.


Sorotan & Kontroversi Trailer / Produksi

Trailer Primate mengundang antisipasi sekaligus rasa ngeri dari publik.
Beberapa sorotannya:

  • Efek praktis dan adegan simpanse yang berubah dari ramah ke agresif dalam sekejap menjadi highlight utama.

  • Trailer menampilkan momen Ben tampak memburu karakter manusia dengan cara cerdik, bukan hanya mengamuk secara brutal — aspek intelektual hewan dipertontonkan.

  • Di sisi produksi, Polygon menyebut film ini sedikit “campy” tapi tetap mengagetkan lewat adegan gore praktis.

Kontroversi bisa muncul dari sensitivitas terhadap hewan dan perlakuan mereka dalam film — banyak penonton dan pengamat yang skeptis terhadap bagaimana hewan digunakan dalam syuting horor.


Prediksi Reaksi Publik & Kritikus

Beberapa indikasi awal:

  • Menurut Rotten Tomatoes, Primate memperoleh skor sangat tinggi di tomatometer (sekitar 89%) berdasarkan ulasan kritikus awal.

  • Ulasan IMDb menyebut film “menjadi karangan kasar berdarah selama satu jam dengan efek praktis keren.”

  • Media GamesRadar menyebut trailer-nya “menakutkan” dan menegaskan bahwa film ini memperingatkan bahwa memelihara simpanse bisa menjadi bencana.

  • Reaksi penggemar horor di forum seperti Reddit mempertanyakan latar belakang agresivitas Ben — apakah ada unsur trauma atau simbolisme di balik perubahan karakter hewan.

Dengan kombinasi efek praktis, ide revolusi hewan, dan nuansa realisme horor, film ini punya potensi menjadi film horor alam baru yang dihargai penggemar genre.


Implikasi & Potensi Warisan

Kalau Primate berhasil, beberapa dampak yang mungkin muncul:

  • Menjadi referensi horor alam baru, di samping film seperti Jaws, Cujo, atau The Ghost and the Darkness.

  • Memacu diskusi publik tentang etika kepemilikan hewan eksotik sebagai peliharaan.

  • Menjadi jembatan Johannes Roberts semakin diakui sebagai maestro horor modern.

  • Potensi adaptasi atau spin-off (misalnya konflik hewan liar lain, atau latar belakang asal-usul Ben).

  • Pengaruh terhadap produksi efek praktis dan penggunaan animatronik di film horor.

Primate adalah film yang menggabungkan ketakutan primitif dan ancaman modern lewat satu tokoh utama: Ben, si simpanse.
Dengan premis sederhana tapi berpotensi berdampak, film ini mengajak penonton berpikir: siapa yang menjadi predator sebenarnya?
Apakah manusia punya hak memelihara makhluk liar yang pada hakekatnya bukan miliknya?

Jika dikerjakan dengan baik—naskah yang kuat, aktor yang mampu menavigasi horor dan dramatis, serta efek praktis yang realistis—Primate bisa jadi sorotan genre horor di 2026.
Tapi jika kurang matang, ia bisa jatuh ke jebakan klise “hewan galak” yang sudah terlalu sering muncul.