
Damsel (2024): Dari Korban Ritual ke Sang Penjinak Naga—Kisah Epik Putri yang Tak Butuh Diselamatkan
sinopsisfilm – Ketika kita membayangkan kisah putri dan naga, yang muncul di benak biasanya adalah sosok gadis cantik yang menanti untuk diselamatkan oleh ksatria berkuda. Tapi Damsel (2024) membalikkan seluruh naskah klasik itu. Disutradarai oleh Juan Carlos Fresnadillo dan dibintangi Millie Bobby Brown, film fantasi produksi Netflix ini menyuguhkan kisah petualangan gelap yang penuh tikungan emosional, dengan satu pesan utama: perempuan tidak butuh diselamatkan—kadang merekalah yang menyelamatkan dunia.
Awal yang Penuh Janji
Elodie (diperankan dengan kuat oleh Millie Bobby Brown) adalah seorang putri dari kerajaan kecil yang sedang dalam krisis ekonomi. Demi menyelamatkan bangsanya, Elodie setuju menikah dengan Pangeran Henry dari kerajaan megah bernama Aurea. Pernikahan ini bukan hanya soal cinta—melainkan aliansi politik dan pengorbanan.
Dari awal, segalanya tampak seperti dongeng: gaun mewah, upacara kerajaan, senyuman palsu para bangsawan. Tapi suasana menjadi mencurigakan saat Elodie dibawa ke gua misterius, hanya beberapa jam setelah pernikahan.
Ritual Berdarah dalam Gua
Apa yang disangka sebagai malam pertama pernikahan berubah menjadi awal dari mimpi buruk. Elodie dilempar ke dalam gua dalam sebuah ritual rahasia—kerajaan Aurea ternyata telah menjalankan tradisi pengorbanan putri kepada naga sebagai penebus dosa dan hutang masa lalu.
Dari sini, film benar-benar mulai hidup. Kamera memperlihatkan betapa luas dan berbahayanya gua tersebut. Setiap sudut menyimpan teror. Tapi Elodie bukan gadis lemah yang menjerit minta tolong. Ia berpikir cepat, memanfaatkan sisa gaunnya, rambutnya, bahkan cermin kecil di gelangnya untuk bertahan hidup dari serangan naga yang mengintai.
Bukan Monster, Tapi Cermin Dendam
Naga dalam Damsel bukan sekadar makhluk buas tanpa emosi. Suaranya yang diisi oleh Shohreh Aghdashloo menambah kedalaman karakter. Lewat interaksi mereka, Elodie menyadari bahwa naga ini bukan hanya pemangsa, melainkan korban dari pengkhianatan kerajaan Aurea.
Naga ini menyimpan dendam. Ia membakar bukan karena lapar, tapi karena kehilangan. Elodie dan sang naga, meski dari dunia berbeda, terhubung dalam luka. Film ini menunjukkan bagaimana rasa sakit bisa diwariskan, dan bagaimana korban bisa menjadi pelaku jika terus dimanfaatkan oleh kekuasaan.
Penemuan Jati Diri dan Transformasi
Perjalanan Elodie di dalam gua bukan hanya petualangan fisik, tapi juga transformasi spiritual. Ia bukan lagi putri yang diserahkan demi stabilitas politik, melainkan wanita muda yang mulai memahami harga kebebasan dan pentingnya melawan sistem yang tidak adil.
Dari luka-luka kecil di tubuhnya, dari setiap kegagalan panjat dinding gua, dari tiap detik yang nyaris direnggut nyawa—Elodie bangkit dengan tekad bulat. Ia tak hanya ingin selamat. Ia ingin menghancurkan siklus pengorbanan ini selamanya.
Saudara dan Simbol Perubahan
Saat Elodie akhirnya berhasil menemukan jalan keluar dan kembali ke permukaan, ia mendapat kabar bahwa adiknya, Floria, akan menjadi korban berikutnya. Tanpa ragu, ia kembali ke kerajaan. Bukan untuk meminta pengampunan, tapi untuk membalas.
Adegan penyerangan terakhir sangat memuaskan. Elodie memanfaatkan pengetahuannya akan gua dan emosionalitas naga untuk membalikkan situasi. Ia tidak menghancurkan naga, melainkan membebaskannya. Bersama, mereka meruntuhkan kekuasaan Aurea. Bangunan istana pun roboh, menyimbolkan keruntuhan sistem patriarki yang selama ini memperalat perempuan sebagai tumbal.
Pesan Moral yang Relevan
Damsel bukan hanya tentang naga dan petualangan. Ia menyampaikan pesan yang sangat relevan tentang bagaimana perempuan selama berabad-abad di korbankan atas nama stabilitas, tradisi, atau keluarga. Film ini adalah tamparan bagi dongeng-dongeng klasik, dan seruan agar generasi baru perempuan menyadari bahwa mereka tak harus menunggu “pangeran”.
Momen paling menyentuh datang saat Elodie dan adiknya meninggalkan kerajaan, beriringan dengan sang naga, tanpa menoleh ke belakang. Tidak ada pangeran. Tidak ada takhta. Hanya kebebasan.
Performa dan Produksi
Millie Bobby Brown benar-benar membawa film ini dengan kekuatan penuh. Setiap emosi—dari ketakutan, marah, sampai tekad—terasa alami dan penuh energi. Visual efek dari gua dan naga cukup baik meskipun tidak revolusioner. Namun pengambilan gambar dan pencahayaan menciptakan atmosfer yang mendalam.
Musik scoring juga mendukung ketegangan dan keindahan. Sound desain untuk suara naga layak di acungi jempol—menciptakan perpaduan antara makhluk mitologis dan entitas yang terluka.
Kritik yang Muncul
Meskipun menawarkan kisah yang kuat, beberapa kritik menyebut plot film ini terlalu linear dan minim kejutan. Beberapa dialog terasa ekspositori, terlalu menjelaskan daripada memperlihatkan. Namun secara keseluruhan, Damsel tetap menjadi tontonan wajib untuk pecinta film fantasi yang menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar efek CGI dan naga terbang.
Gua Gelap dan Dusta Kerajaan
Damsel (2024) bukan hanya tentang pertarungan melawan naga, tapi juga tentang pertarungan melawan struktur dunia yang tidak adil terhadap perempuan. Elodie bukan putri biasa. Ia adalah simbol kekuatan baru: yang berpikir, bertindak, dan berani melawan.
Dan saat kita menutup film ini, hanya satu kalimat yang tersisa di kepala:
“Ia bukan di tinggalkan dalam gua—ia di lahirkan kembali dari sana.”