sinopsisfilm – Dunia hiburan selalu punya cara menyajikan kisah cinta yang tak biasa—dan film A Family Affair dari Netflix adalah salah satu hidangan paling unik, kocak, sekaligus menyentuh yang muncul di tahun 2024. Disutradarai oleh Richard LaGravenese dan dibintangi oleh Zac Efron, Nicole Kidman, dan Joey King, film ini menggabungkan konflik keluarga, romansa beda usia, dan dinamika pekerjaan dalam satu paket cerita yang ringan tapi tetap menggigit.
Ketika Asistenmu Jatuh Cinta pada Ibumu
Bayangkan ini: kamu bekerja sebagai asisten pribadi untuk seorang aktor Hollywood terkenal—arogan, demanding, dan sangat menyebalkan. Kamu sabar, kamu tahan banting. Tapi suatu hari, kamu pulang ke rumah dan mendapati aktor itu… sedang bersantai intim dengan ibumu. Welcome to Zara’s nightmare.
Joey King memerankan Zara Ford, perempuan muda yang bekerja keras sebagai asisten dari bintang besar bernama Chris Cole (diperankan dengan penuh gaya oleh Zac Efron). Zara membenci pekerjaannya, muak dengan ego Chris, dan berencana keluar. Namun semuanya menjadi rumit saat Chris mulai menjalin hubungan romantis dengan ibunya, Brooke Harwood (Nicole Kidman), seorang janda elegan yang cerdas, mandiri, dan belum siap pensiun dari urusan asmara.
Romansa yang Salah Tempat atau Cinta yang Tak Terduga?
Kekuatan utama film ini terletak pada chemistry tak terduga antara Kidman dan Efron. Mereka berhasil membuat hubungan yang seharusnya terasa canggung jadi terlihat dewasa dan realistis. Chris mungkin terlihat sebagai tipikal selebriti narsistik, tapi karakter ini berkembang jadi sosok yang lebih dalam dan rentan saat bersama Brooke. Di sisi lain, Brooke bukan ibu stereotypical yang naif—ia tahu apa yang ia inginkan, termasuk dalam urusan cinta.
Namun tentu saja, Zara melihat hubungan ini sebagai bencana total. Bukan cuma karena dia harus melihat ibunya dan bosnya bermesraan, tapi juga karena ia merasa dikucilkan dan kehilangan kendali atas hidupnya sendiri. Inilah titik di mana film mulai mengeksplorasi tema yang lebih dalam: keintiman, batas antara profesional dan personal, serta perjuangan generasi muda untuk melepaskan diri dari bayang-bayang orang tua.
Humor, Drama, dan Self-Love
Walau bergenre romantis, A Family Affair tidak takut untuk menyentil isu-isu emosional. Film ini penuh dengan momen-momen awkward yang membuat penonton tertawa sambil merasa iba. Zara, dalam frustrasinya, jadi semacam wakil kita semua yang pernah merasa “dikhianati” oleh orang tua yang terlalu hidup.
Dialognya tajam dan penuh sindiran halus, terutama ketika Zara mencoba mencerna fakta bahwa sang ibu tidur dengan bosnya. Namun di balik semua kekonyolan itu, ada pesan kuat tentang self-worth—tentang bagaimana seseorang harus berani mengambil alih hidupnya sendiri, tidak peduli seberapa kacau keadaan di sekitarnya.
Nicole Kidman dan Zac Efron: Pasangan yang Tak Terduga
Siapa sangka bahwa pasangan beda usia ini justru menjadi pusat gravitasi dari film? Kidman tampil memikat sebagai Brooke, menunjukkan bahwa kecantikan dan daya tarik tidak punya masa kadaluarsa. Sementara Efron, yang sebelumnya dikenal lewat peran-peran macho atau konyol, tampil dengan kedalaman emosional yang mengejutkan.
Joey King juga memberikan performa yang kuat, terutama dalam menggambarkan perubahan emosional dari seorang anak yang posesif terhadap ibunya menjadi perempuan dewasa yang akhirnya belajar melepaskan dan menerima.
Kritik dan Pujian
Sebagian penonton mungkin akan menganggap plot-nya over-the-top dan terlalu dramatis. Beberapa dialog bisa terasa cheesy, dan alurnya tidak menawarkan banyak kejutan. Tapi kekuatan film ini justru bukan pada plot twist, melainkan pada dinamika karakternya yang menyentuh dan relatable.
The Hollywood Reporter memuji film ini sebagai “drama keluarga yang surprisingly heartwarming,” sementara Variety menyebutnya sebagai “romantic comedy yang sukses menyeimbangkan absurditas dengan empati.”
Tema Dewasa dengan Sentuhan Ringan
A Family Affair menyuguhkan pesan yang relevan di era sekarang. Bahwa cinta tidak mengenal usia, dan bahwa relasi manusia selalu kompleks. Tapi alih-alih menjadikan tema ini berat dan melodramatik, film justru memilih untuk mengemasnya dengan humor dan sentuhan ringan—membuatnya cocok untuk tontonan akhir pekan bersama keluarga (asal jangan terlalu muda ya).
Ending yang Memberi Harapan
Tanpa memberikan spoiler penuh, akhir film ini menawarkan rekonsiliasi emosional yang memuaskan. Bukan dalam bentuk “semua orang bahagia bersama.” Tapi dalam bentuk pemahaman bahwa setiap orang berhak atas cinta, kebebasan memilih, dan ruang untuk tumbuh.
Zara akhirnya menyadari bahwa ibunya bukan miliknya semata. Dan dalam proses menerima hubungan antara Brooke dan Chris, ia juga belajar mengenal dirinya sendiri—apa yang ia inginkan. Siapa yang ia cintai, dan apa arti kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
Sebuah Kekacauan yang Manis
A Family Affair adalah salah satu film yang mengejutkan dalam kesederhanaannya. Ia tidak mencoba jadi film besar dengan plot rumit atau sinematografi megah. Tapi justru dalam kisah kecilnya tentang cinta tak terduga. Hubungan keluarga yang penuh konflik, dan pencarian jati diri, ia berhasil menyentuh penonton.
Jika kamu sedang mencari film ringan tapi menyentuh, lucu tapi punya makna, maka A Family Affair adalah pilihan yang layak. Siapkan camilan, tisu, dan ruang untuk tertawa sekaligus berpikir—karena kisah cinta yang paling rumit ternyata bisa datang dari dalam rumah sendiri.