sinopsisfilmDalam film House of Spoils, kita disajikan bukan hanya sebuah cerita horor biasa, tetapi pengalaman yang mengguncang indera, menggabungkan ambisi manusia, seni kuliner, dapur dan kekuatan supranatural yang mengintai dalam senyap. Disutradarai oleh duo visioner Bridget Savage Cole dan Danielle Krudy, film ini membawa penonton masuk ke dunia gelap seorang chef muda yang mencoba mewujudkan impiannya, namun justru terseret dalam mimpi buruk yang tak terbayangkan.

House of Spoils (2024) - IMDb

Awal Cerita: Mimpi di Tengah Kesunyian

Film ini dibuka dengan suasana menenangkan namun misterius. Kita diperkenalkan kepada karakter utama, Ariana DeBose, yang berperan sebagai seorang chef ambisius bernama Abby. Abby baru saja mendapatkan kesempatan emas: membuka restoran pertamanya. Bukan di tengah kota, bukan pula di lingkungan modern, melainkan di sebuah perkebunan tua yang penuh sejarah dan—seperti yang akan segera diketahui—penuh rahasia kelam.

Abby datang dengan harapan besar. Tempat terpencil itu dipilih bukan hanya karena keindahannya, tapi juga karena nilai historisnya. Ia percaya bahwa setiap masakan punya cerita, dan tempat ini akan memperkuat narasi kulinernya. Bersama asistennya yang setia, Lucia (diperankan oleh Barbie Ferreira), Abby mulai membangun dapurnya, mengatur menu, dan mempersiapkan grand opening yang akan mengubah hidupnya.

Namun dari balik dinding bata tua dan dapur yang berderit, ada sesuatu yang mulai mengintai.


Dapur Bukan Lagi Tempat Aman

Saat proses renovasi dimulai, Abby mulai mengalami gangguan kecil—panci yang jatuh sendiri, suara langkah kaki di malam hari, dan pintu dapur yang terbuka tanpa sebab. Awalnya, ia menepis semuanya sebagai kelelahan dan tekanan kerja. Tapi gangguan itu terus memburuk. Bahkan rekan-rekannya mulai merasakan keanehan yang sama.

Satu demi satu, kejadian aneh mulai menumpuk. Seorang pegawai mengaku melihat wanita tua berdiri di dapur saat subuh. Alat-alat masak berubah posisi. Makanan menjadi rusak tanpa alasan. Dan yang paling menyeramkan: suara desahan dan bisikan lirih yang hanya bisa di dengar di tengah malam.

Abby tetap bersikukuh. Bagi dia, ini hanyalah ujian kesabaran. Sebagai perempuan dalam industri kuliner yang keras, dia sudah terlalu sering di remehkan. Ia tidak akan membiarkan halusinasi atau apapun ini menghancurkan impian yang sudah di perjuangkannya sejak lama.

Namun Abby lupa satu hal penting: tempat ini punya sejarah, dan tidak semua yang tertinggal dari masa lalu ingin di lupakan.


Rahasia Kelam Sang Pemilik Lama

Seiring berjalannya cerita, penonton mulai di ajak menyelami masa lalu rumah tersebut. Dengan bantuan karakter lain seperti Andres (Arian Moayed), pemilik tanah, dan Hiral Sen (Amara Karan), seorang sejarawan lokal, perlahan-lahan terkuak bahwa rumah itu pernah menjadi milik seorang chef wanita legendaris yang mati secara tragis—di racun oleh pesaingnya sendiri.

Arwahnya tidak pernah tenang. Ia merasa Abby menginjak-injak wilayahnya. Setiap resep baru yang di coba Abby, setiap perubahan menu, setiap langkah dekorasi, seperti sebuah penghinaan bagi warisan yang pernah ada.

Mulai dari sini, film berkembang menjadi pertarungan psikologis yang menguras emosi. Abby terperangkap antara keyakinan akan kekuatan impiannya dan bisikan-bisikan yang mulai menggerogoti kewarasannya. Ia mulai mempertanyakan: apakah kesuksesan sepadan dengan kehilangan jiwanya?


Ketegangan Meningkat: Di Antara Wajan dan Kutukan

Daya tarik House of Spoils bukan hanya pada cerita horornya, tapi juga pada bagaimana film ini membangun atmosfer tegang yang unik. Adegan-adegan dapur yang biasanya menggambarkan proses kreatif dan harmonis, justru menjadi ruang penyiksaan batin. Kamera bergerak dengan tajam, menyorot setiap detail: pisau yang berkilau, api yang membara, dan mata Abby yang semakin kosong.

Lucia, sahabat sekaligus sous-chef Abby, mencoba membantunya keluar dari tekanan. Namun Lucia sendiri akhirnya ikut terseret dalam misteri yang belum terpecahkan. Sementara itu, para staf mulai mengundurkan diri satu per satu, tidak tahan dengan aura menyeramkan tempat tersebut.

Puncaknya adalah malam pembukaan restoran. Semua menu telah di siapkan, tamu-tamu berdatangan. Namun apa yang terjadi malam itu bukan pesta kuliner, melainkan pesta penghancuran. Peralatan dapur hancur, listrik padam, dan Abby mengalami halusinasi yang membuatnya tak mampu membedakan dunia nyata dan dunia arwah.


Finale: Apakah Hidangan Terakhir Bisa Menyelamatkan Jiwa?

Dalam klimaks yang mencengangkan, Abby akhirnya di hadapkan pada pilihan akhir: tetap bertahan demi impian atau menyerah dan membiarkan arwah pendendam itu menguasai hidupnya. Dengan kekuatan terakhirnya, Abby memasak satu hidangan terakhir—resep rahasia milik chef yang telah mati—sebagai bentuk penghormatan dan permintaan damai.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah momen hening, di mana rasa, kenangan, dan kematian bertemu dalam satu piring. Arwah itu muncul untuk terakhir kalinya… dan lenyap.

Abby, meski lelah dan hampir hancur, akhirnya menyadari bahwa dalam dunia kuliner, bukan hanya resep yang harus di hormati, tetapi juga jiwa di baliknya.


“House of Spoils”, Kisah Horor yang Dimasak Matang

House of Spoils bukan sekadar film horor. Ini adalah kisah tentang ambisi, trauma, dan perjuangan seorang perempuan dalam dunia yang terus menekannya. Dengan sentuhan supranatural yang elegan, narasi yang emosional, dan sinematografi yang memanjakan mata, film ini sukses menyajikan horror with taste—teror yang punya rasa.

Bagi kamu pecinta kisah horor dengan kedalaman emosional dan tema yang tak biasa. House of Spoils adalah tontonan yang tak boleh di lewatkan. Sebuah sajian yang tak hanya menakutkan, tetapi juga menyentuh dan menggugah.

Apakah kamu siap menyantap kegelapan di balik dapur? Kalau iya, House of Spoils siap menyajikannya untukmu—panas-panas.